PERUBAHAN FUNGSI DAN MAKNA TOLAK BALA

  • Sutikno Sutikno UMN Al Washliyah
Keywords: kearifan lokal, ritual, dan Melayu

Abstract

Kecamatan Pantai Labu  masih mempercayai pengobatan pawang disebabkan oleh pengetahuan dan pengalaman mereka Hal inilah yang menyebabkan praktik ritual tolak bala untuk pengobatan penyakit tetap ada dan bertahan di desa Bagan Kecamatan Pantai Labu hingga kini. Oleh karena itu, meski sejumlah rumah sakit milik pemerintah maupun swasta, serta dokter praktik telah ada di sana dengan peralatan kedokteran modern, ritual tolak bala untuk pengobatan penyakit yang dilakukan pawang perlu terus dilestarikan karena merupakan salah satu kearifan lokal. Apalagi, masyarakat Melayu Pantai Labu juga telah mengapresiasi positif dan menerima keberadaan pawang di tengah-tengah mereka. Ritual tolak bala pada dasarnya dilaksanakan pada etnik Melayu Pantai Labu yang memiliki garis ketururunan yang sama (Melayu Pantai Labu). Ritual tolak bala memiliki tujuan untuk meminta kesembuhan atau kekuatan dalam pengobatan dari berbagai penyakit yang secara medis tidak bisa disembuhkan. Untuk memohon permintaan keselamatan, diwujudkan dalam bentuk upacara keagamaan/ritual. Ritual tolak bala memiliki banyak nilai dan makna yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat laut yang pada proses pelaksanaannya memerlukan waktu yang relatif lama.

Published
2019-10-02