FOLKLOR PUTRI HIJAU DARI DAERAH MELAYU DELI SUMATERA UTARA
Abstract
Studi ini adalah gambaran tentang genealogi ganda kerajaan Melayu Deli sebagai narasi historis ambivalen mitologis dalam Syair Putri Hijau (SPH)
dengan Hikayat Putri Hijau (HPH). Kedua naskah ini berstruktur intrinsik yang dan kisahannya terfokus pada prototipe kecantikan Putri Hijau sebagai sang
tokoh utama. Folklor ini masih perlu dimashurkan sebagai genre daerah tanah Melayu Deli Sumatera Utara. Teks SPH itu tergambarlah Putri Hijau yang cantik
jelita yang bermukim di Istana Kerajaan Deli yang berlokasi di Medan; manakala di dalam teks HPH bahwa Putri Hijau sebagai putri yang cantik jelita anak yang
dilahirkan seorang putri yang berstatus gadis anak dari permaisuri dengan Baginda Raja Kerajaan Delitua yang berlokasi di Kota Delitua. Perbincangan
masalah teks ambivalen ini tidak dimasalahkan selama ini karena para pendengar kisah Putri Hijau telah melengenda bahwa Kerajaan Melayu Deli dibintangi
seorang putri yang cantik jelita yaitu Putri Hijau. Kisahnya telah dinaskahkan dalam syair, hikayat, maupun drama dan dikategorikan sebagai folklor dari
daerah Sumatera Utara. Putri Hijau cerita rakyat dari Sumatera Utara yang dianggap sebagian informan sebagai fakta sejarah Kerajaan Melayu Deli masa
lampau yang sifatnya mitologis dan legendaris. Penggambaran kisah Putri Hijau berliterasi genre sastra yang bertendensi mengabadikan kosmologi tanah Melayu
Deli yang berada di sekitar Delitua atau berada di tengah Kota Medan. Fakta peristiwa penaklukan tanah Melayu oleh Kerajaan Aceh memasuki hilir Sungai
Deli sampai hulunya ke arah tanah Karo yang beristana di Kota Delitua; ambivalensi penaklukannya mulai dari hilir Sungai Deli hingga ke Istana
Maimun. Meriam puntung buatan Portugis merupakan bukti fisik sebagai justifikasi sistematis sebagai pembantahan genealogis supranatural Kerajaan
Melayu Deli untuk pengukuhan kemashuran Kerajaan Melayu Deli sebagai folklor Putri Hijau melalui genre, narasi historis, legitimasi prototipe genealogis
testimonial.