PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MAHASISWA: STUDI KASUS DI FKIP BAHASA INGGRIS UMN - AL WASHLIYAH
Abstract
Studi kasus yang diusulkan ini dilakukan di FKIP Bahasa Inggris UMN Al-Washliyah menyoroti dua hal: 1) persepsi mahasiswa di FKIP Bahasa Inggris UMN AL-Washliyah terhadap penggunan pembelajaran berbasis masalah dengan metode debat pedagogis dari menerapkan debat di kelas bahasa Inggris, dan 2) Analisa kemampuan berfikir kritis mahasiswa di FKIP Pendidikan Bahasa Inggris di UMN Al-Washliyah dalam memberikan argumen yang kritis dalam topik imigrasi dan pengungsi, penyalahgunaan narkoba, hukuman mati dan olahraga. Penelitian ini menggunakan metode survey dan studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa dalam pembelajaran berbasis masalah serta menganalisa kemampuan berfikir mahasiswa di FKIP Bahasa Inggris melalui argumentasi yang mereka berikan pada topik imigrasi dan pengungsi, olahraga, hukuman mati dan narkoba. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester empat jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UMN Al Washliyah sebanyak 30 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data berbentuk survey dan dokumen (esai) siswa. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh bahwa hasil secara keseluruhan, mahasiwa puas dengan pengalaman pembelajaran berbasis masalah dengan metode debat,” mahasiswa merasa 53% terbantu dengan panduan cara mengatasi masalah; 60% mahasiswa juga setuju dengan pernyataan mereka merasa kemampuan menangkap masalah berubah menjadi baik secara signifikan dan 55% juga merasa mereka mampu memecahkan masalah. Sedangkan sebanyak 62% merasa kemampuan mereka dalam memahami perspektif yang beragam meningkat secara signifikan. Kemampuan komunikasi dan membuat alasan (reasoning) juga dirasakan cukup meningkat dengan persentase masing – masing 63% dan 52%. Pada pertanyaan kedua ditemukan empat jenis tipe pemikir utama dalam esai argumentasi yang ditulis mahasiswa FKIP Bahasa Inggris UMN-Al Washliyah yaitu Accomplished thinker (pemikir uulung); Advanced thinker (pemikir tingkat lanjut); practical thinker (pemikir praktikal) dan beginner thinker (pemikir pemula).