MARKOMBUR KEGIATAN PESTA PABAGAS BORU DI LUAT SIPIROK

  • Rosmawati Harahap Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah
Keywords: kombur, markombur, tradisi lisan, pabagas boru

Abstract

Masalah penelitian ini mengenai (1) bagaimanakah teks jenis teks markombur Angkola-Madailing; (2) apakah jenis teks proposisi digunakan dalam markombur? Tujuan penelitian ingin menndeskripsikan teks markombur Angkola-Madailing; (2) ingin mendeskripsikan teks proposisi yang digunakan dalam teks markombur. Bentuk teks markombur yang terjadi dalam kegiatan berkomunikasi secara informal di Desa Poldung Lombang, Desa Poldung Dolok, dan Desa Sampean di Luat Sipirok. Gaya teks proposisi berupa diksi jenaka, anekdot dan metafora dalam markombur bahasa Angkola Mandailing yang pernah diteliti berwilayah yang luas yaitu Kabupaten Angkola dan Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian tersebut bermetode kualitatif deskriptif-analitik. Subjek penelitiannya adalah orang dewasa yang melakukan kegiatan markombur secara insidental. Teknik pengumpulan data dilakukan secara empiris yaitu melihat dan mencatat fenomena kisah markombur di wilayah Angkola dan Mandailing. Hasil penelitiannya berupa deskripsi jenis kombur Angkola-Mandailing. Spesifikasinya hanya mencakup jenis kombur dalam kegiatan memasak makanan untuk acara pesta "pabagas boru" 'menikahkan seorang gadis dengan jejaka' di Desa Poldung Lombang, Poldung Dolok, dan Desa Sampean. Hasil penelitian ini yaitu warga komunitas Luat Sipirok masih melaksanakan tradisi pesta pabagas boru yang diliputi acara kegiatan kombur/ markombur yang dilakukan oleh para "parhuras/ parhobas” kelompok kerja pemasak makanan pesta yang berkategori orang dewasa laki-laki dan segolongan pekerja perempuan. Jenis komburnya adalah kombur jenaka, turi (dongengan), jeir ‘ keluh kesah’, membuai anak. Bahasa markombur yaitu ragam bahasa sehari-hari dan ragam sastra. Pelaku kombur adalah orang yang berketerampilan berbicara dan keterampilan menyimak yang mengutamakan adanya unsur kesantunan berbahasa sesuai misi filosofi Angkola-Mandailing berbunyi, "Pantun angoluan, teas amatean. Artinya yaitu dengan bertutur bahasa yang santun kita akan disenangi dalam komunitas kombur itu. Jenis teks sastra dan nonsastra boleh diselipkan dalam kombur dan masih diterapkan di Desa Poldung Lombang, Desa Poldung Dolok, dan Desa Sampean (bagian wilayah Luat Sipirok). Jika oknum tertentu tidak pandai markombur maka oknum tersebut terpinggir walaupun dia ikut memasak dalam acara pesta pabagas boru tersebut. Kombur/ markombur termasuk kearifan lokal Angkola-Mandailing.

Published
2021-06-21