FORMULASI SEDIAAN SABUN CAIR ANTISEPTIK EKSTRAK BIJI PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) DAN UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERINYA TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS
Abstrak
Kasus infeksi oleh Staphylococcus aureus berupa infeksi kulit yang ringan sampai berat, bahkan menyebabkan infeksi serius yang bersifat invasif. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat mengakibatkan S. aureus menjadi salah satu bakteri yang paling resisten terhadap antibiotik, dan angka kejadiannya terus meningkat dengan munculnya strain yang resisten. Upaya menjaga kesehatan dengan mencuci tangan dengan baik dan benar menggunakan sabun antiseptik. Salah satu alternatif untuk mencegah terjadinya resistensi mikroba adalah dengan penggunaan bahan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang diketahui memiliki senyawa antibakteri. Biji pepaya merupakan salah satu bahan alami yang mengandung senyawa kimia seperti alkaloid dan terpenoid yang memiliki potensi antibakteri. Membuat formulasi sabun cair antiseptik dari biji pepaya dan menguji efektifitasnya sebagai antibakteri terhadap S. aureus. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan variabel bebas konsentrasi ekstrak biji pepaya: 15%, 30%, dan 45% dan variabel terikat: uji aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan isolat bakteri S. aureus. Evaluasi mutu sediaan sabun cair antiseptik ekstrak biji pepaya dengan uji organoleptis (uji daya sebar, uji pH, uji tinggi dan stabilitas busa) dan uji antibakteri dengan matode difusi agar (Kirby-Bauer). Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi sabun cair antiseptik ekstrak biji pepaya pada semua konsentrasi 15, 30, dan 45 % memiliki mutu karakteristik yang sesuai dengan SNI yaitu berupa bentuk cair kental, memiliki warna coklat, aroma khas ekstrak biji pepaya, mudah larut dan berbusa, pH yang sesuai pH fisiologis kulit, memiliki daya sebar yang baik, dan stabilitas busa yang baik. Sediaan sabun cair ekstrak biji pepaya pada semua formulasi 15%, 30% dan 45% memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus, dengan daya hambat semakin besar konsentrasi ekstrak maka daya hambat yang diperoleh semakin besar. Daya hambat terbesar diperoleh pada sediaan sabun cair dengan konsentrasi ekstrak sebesar 45%. Kesimpulan penelitian ini, ekstrak biji pepaya dapat diformulasikan ke dalam bentuk sediaan sabun cair antiseptik dan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus.